Pagi yang
indah kusambut dengan senyuman. Kicauan burung nan merdu menemani langkahku
menuntut ilmu di sekolah. Bertemu dengan teman-teman dan saling berbagi cerita.
Aku adalah orang yang telah diberi hidayah oleh Allah SWT untuk memakai jilbab.
Aku bangga menjadi seorang remaja yang berjilbab.
Setelah sampai di sekolah, aku bergegas menuju kelasku. Kususuri
lorong sekolah yang masih sepi.
“Dooorrr!”
spontan aku menoleh belakang. “Izaaaaaaaaaaaaaaaa ngagetin aku aja sih” cetus
aku agak kesal. “Maaf Al” jawab Faiza sembari tertawa. “Iya gak papa za, tumben
kamu udah berangkat” tanyaku. “Yadong Al aku tau kamu berangkatnya pagi aku mau
nanya sesuatu” jawab Faiza dengan menatapku lekat-lekat. “Tanya apasih, bikin
penasaran aja huuu” jawabku.
Sudah kuduga kelas masih sepi. Hanya aku dan Faiza yang baru datang.
Aku terdiam saat mendengar bunyi perut kelaparan.
“Za? Itu suara
perutmu ya?” tanyaku serius”. “eh eh iya Al” jawab Faiza dengan nada agak lesu.
Aku bertanya lebih serius pada dia “kamu belum sarapan? Kenapa? Ayo aku antar
ke kantin”. “Iya tadi aku buru buru belum sempat sarapan. Aku pengen cerita
sama kamu Al” Jawab Iza. “udah makan dulu deh ayo ke kantin, nanti ceritanya di
taman aja ya” ajakku. “oke” Iza menjawab singkat namun penuh semangat.
Aku dan Iza
bergegas ke taman di samping sekolah setelah mengisi perut Iza. Kunikmati
sejuknya udara pagi dan kupanjatkan rasa syukurku terhadap Allah SWT.
“Ayo mau
cerita apa cantik?” kumulai percakapan diantara kami. “al.............” Izapun
mengeluarkan sepatah kata. “iya apa, jangan setengah setengah dong baby aku
jadi bingung” jawabku. “ah kamu bisa aja. Al aku pengen banget memakai jilbab,
aku sudah sadar akan wajibnya perempuan yang sudah baligh untuk menutup
auratnya dan memakai jilbab. Orang tuaku setuju banget tetapi Akhtar tidak
membolehkanku memakai jilbab” jawab Iza dengan nada yang sedih. “Alhamdulillah,
aku bahagia sob dengar kamu sudah mempunyai niat untuk menutup auratmu dan
berjilbab. Za, Akhtar bukan siapa siapamu. Kamu tau tidak? Dalam islam pacaran
itu diharamkan dari segala dalil. Di Alqur’an saja sudah menjelaskan larangan
mendekati zina” jawabku dengan pengertian. “Tapi Al, aku sayang sama Akhtar”
jawab Iza ngotot. “sayang, lelaki yang baik,sholeh tidak akan pernah mengajak
orang yang ia cintai berpacaran. Karena pacaran adalah nafsu.” Tegasku. Iza hanya
diam. “Iza sayang, apa kamu kurang perhatian dari orang tuamu yang selalu
menyayangimu? Apa kamu kurang kasih sayang dari Allah SWT. Allah selalu
menyayangi kita. Jangan buat Allah cemburu.” Sambungku. “ha? Maksutnya Allah
cemburu Al? Tanya Iza. Akupun menjawab “Allah cemburu jika HambaNya melanggar
apa yang ia haramkan dan sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an”. “Aliyaaaaa,
bantu aku berubah. Aku tidak mau mengecewakan Allah SWT lagi. Mulai besok insyaAllah aku akan
memakai jilbab. Bantu aku Al” jawab Iza dengan memelukku erat. “Alhamdulillah
terima kasih yaAllah atas hidayah yang telah Engkau turunkan untuk sahabatku
ini” kataku penuh rasa syukur. Faiza melepaskan tubuhku. Ia mengajakku untuk
menemui Akhtar. “Al aku mau putusin Akhtar sekarang juga. Aku gak mau menunda
nunda” ajak Iza penuh semangat. “Iya Za” jawabku dengan tersenyum.
“Akhtar, aku
mau ngomong serius sama kamu. Al tunggu disini sebentar ya” pinta Faiza. Aku hanya
tersenyum. “Tar, maafin aku. Kita harus putus. Aku nggak mau melanggar larangan
Allah SWT.” Kata Faiza. “Kenapa Za? Kita pacaran kan nggak macem macem” jawab
Akhtar sedih. “Maaf ya” jawab Iza sembari menghampiriku dan bergegas pergi dari
kelas Akhtar”.
“Aliya, aku
lega. Makasih sobat” kata Faiza dengan raut wajah penuh makna. “sama sama Za”
jawabku dengan senyum. “Al, nanti pulang sekolah ke rumahku ya? Aku mau bilang
sama Mamahku. Antar aku beli baju dan jilbab ya. Tenang aja aku pakai
tabunganku sendiri kok” celoteh Faiza dengan tertawa bahagia. “Wah langsung
beli nih, iya oke deh nanti aku temenin. Mau beli kemana Za? Jawabku penasaran.
“ke rumahmu dong, Bundamu kan punya toko baju sama jilbab. Ngapain repot kesana
kemari. Alhamdulillah kalau dikasih diskon. Haha” jawab Iza dengan semangat. “Oh
gitu yaa, nggak minta gratis sekalian Za? Hehe” jawabku gak mau kalah. “Ah
Aliya, hehehe” jawab Faiza dengan malu malu.
Terdengar
suara bel sekolah berbunyi. Pertanda jam pulang sekolah. Suara murid-murid yang
sorak sorak karena pulang lebih awalpun memenuhi seisi sekolah. Faiza
menghampiri tempat dudukku dan mengajakku segera pulang.
“Al aku
nebeng ya, aku dianter supir papah tadi pagi” Faiza meminta. “Oke 10ribu ya
neng” jawabku dengan canda. “oke bang yuuuk” jawab Iza membalas candaanku.
Kami menuju
tempat pertama yaitu rumah Faiza. Iza menceritakan semua yang terjadi hari ini
dan membolehkannya untuk melanjutkan agenda yang sudah kami rencanakan. Faiza
nampak cantik mengenakan baju lengan panjang dan rok yang panjang, namun ia belum
memakai jilbab.
“Loh sayang,
kok nggak make jilbab sih?” tanya mamah Iza. “Aku nggak punya jilbab sama
sekali mamah” jawab Iza dengan sedih. “Ambil di lemari mamah, pilih yang kamu suka.
Jangan lama lama kasian Aliya nunggunya” ujar Mamah Iza. “siap mamah” jawab
Iza.
“Nah anak
mamah cantiknya” kata mamah Iza. “iyadong tante, kan sudah menaati perintah
Allah hehe” candaku. “makasih makasih haha” jawab Iza penuh canda.
Beranjak dari
rumah Faiza, kami menuju agenda ke dua. Yaitu ke rumahku. Kebetulan toko baju
bundaku berada di samping rumah, kami tidak
perlu capek capek kesana sini. Setelah sampai di rumah, langsung kuajak
Faiza menemui Bundaku. Dengan senang hati bunda membantu Faiza memilih seragam
dan jilbab yang pas. Bunda memberi diskon pada Faiza. Diapun senang karena
Bunda juga memberi sebuah jilbab cantik. Tak henti-hentinya Iza berterima kasih
padaku dan Bunda. Hari semakin siang, ternyata sudah masuk waktu dhuhur. Akupun
pamit pada bunda untuk melaksanakan sholat. Faiza dan Bunda masih di toko
karena mereka sedang berhalangan. Kuambil air wudhu dan bergegas menuju
kamarku. Setelah selesai sholat, aku menghampiri Faiza dan Bunda. Tak lama
berbincang-bincang, Faiza menutup pembicaraan kami.
“Tante, Iza
pulang dulu ya supir papah sudah di luar. Makasih Tante, makasih Aliya” ujar
Faiza. “sama sama nak, lain kali boleh ajak mamah liat liat toko tante ya hehe.
Oh iya jangan sungkan main disini” kata Bundaku. “Iya tante InsyaAllah ya”
jawab Iza. “Wah Bunda promosi” kataku. “Gakpapa Al hehe, yaudah aku pulang dulu
ya. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” ucap Faiza. Aku dan Bunda menjawab
serentak “Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh”.
Akupun pergi
ke kamar. Aku sangat bahagia hari ini karena bisa membantu sahabatku untuk
menutup auratnya. Wajahku berseri-seri dan tak jarang aku senyum-senyum
sendiri. “Terima kasih ya Allah” ucapku.
Nama : Hafida Indrastiyani
Kelas : X S 3
No : 09
Sekolah : SMA 1 KUDUS
Nama : Hafida Indrastiyani
Kelas : X S 3
No : 09
Sekolah : SMA 1 KUDUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar