Karena aku lebih suka diam. Tapi bukan menjadi pendiam.
Terkadang aku sangat ingin menjadi diam. Sehingga orang lain tak mengetahui apa
yang kurasakan. Aku benci jika harus menjadi orang lain. Itu bukan aku.
Walaupun kau berkedok teman terbaikku, kau tak pernah tau aku berpura-pura. Aku
tak pernah menginginkan menjadi itu, menjadi apa yang kalian mau. Aku suka
menuruti kata hatiku, membahagiakan hatiku menjadi apa yang aku mau. Melihat
orang orang tersenyum karena aku. Melihat semua orang bahagia karena kehadiranku.
Hal yang sangat menyesakkan dada ketika aku harus
membayangkan jika senyumku tlah musnah,hilang selama lamanya. Tertelan tanah
diambruk bumi. Aku takut aku tak bisa melihat orang orang yang aku sayang.
Tuhan, ijinkan aku untuk hidup lebih lama, agar melihat senyum orang orang yang
aku sayang.
Izikan aku untuk menjadi pelita hati setiap orang. Menjadi
setetes embun penyejuk hati orang orang. Tuhan, terima kasih atas nikmat yang
selama ini engkau beri. Aku menyayangiMu dalam diamku. Aku suka menjadi seperti
ini. Merasakan bahagia ditengah orang yang kusayangi meskipun aku tak tau apa
yang harus kulakukan. Aku bahagia menjadi alasan mengapa mereka tersenyum.
Tuhan, suaraku tak semerdu suara bidadari. Nyanyianku tak
seindah burung merpati. Aku tak pernah mau menjadi penyanyi. Dalam sejarah
hidupku, aku hanya ingin menjadi berarti di hati orang yang aku sayang. Meski
melawan hati, semua pernah kulakukan. Aku ingin selalu tersenyum, membuat
mereka bahagia. Tapi, aku sangat benci jika dipaksa. Aku benci bila slalu
dipojokkan, merasa terpojok. Aku benci saat aku tak bisa menjadi alasan mereka
tertawa. Hati ini sakit Tuhan. Aku lebih
suka diam. Diam di dalam keheningan malam. Aku suka itu.
Menyakitkan bila sesuatu yang tak aku inginkan terjadi.
Kehilangan sahabat sahabatku. Kau renggut mereka dari tatapanku. Tetapi bukan
mereka yang kau renggut, namun AKU. Izinkan aku diakhir hidupku nanti aku
selalu tersenyum untuk mereka.
Tuhan, aku benci lakilaki yang hanya bisa mempermainkan
perasaan, aku benci dengan kata kata buayanya.
Sampai sekarang aku masih tegar masih bisa hidup tanpa bualannya. Tuhan,
kau anugrahkan anugerah terindah yaitu ajaranmu, Agama Islam. Dalam diamku,
kupelajari kata demi kata penyejuk hati. Menjadi alunan merdu setiap kujalankan
perintahmu. Hati ini terasa tentram. Sungguh kubahagia dalam diamku.
Aku bangga menjadi seorang muslimah, menjadi seorang anak
dari rahim ibuku menjadi anak perempuan satu-satunya dari bapakku. Menjadi adik
dan kakak perempuan satu satunya untuk kakak dan adikku. Kebahagiaanku lengkap
Tuhan. Dalam diamku, kuselalu ingat namaMu. Kau berikan sahabat sahabat yang
baik. Kau selalu hadir dalam hidupku, menyejukkan hatiku.
Tuhan, Kau selalu temani diamku. Saat aku sedih dan
membutuhkan bahu. Kau selalu ada tanpa bosan kau menemaniku. Aku bahagia. Aku
diam untukku. Aku menyukai sebuah kata yang disebut diam.